Minggu, 05 September 2010

sahabat jadi cinta

Sebut saja dia haikal. Dia teman sekelasku selama 2 tahun. Haikal  adalah pria paling pintar di kelas ku, guru-guru sangat menyayanginya begitu juga dengan teman-temannya dan  aku bangga bisa mengenalnya.  Kami cukup dekat di kelas, mungkin hanya sebatas teman dekat  untuk hal-hal yang berhubungan dengan kelas mungkin karena kami mendapatkan kepercayaan dari wali kelas, aku sekertaris dan haikal ketua kelasnya. Dari awal itulah kedekatan kami.

Semakin lama mengenalnya, aku justru makin dekat dengannya. Awalnya kami saling berbagi cerita, ternyata aku merasa nyaman berbagi cerita dengannya. Dan aku menganggap dia lah sahabatku begitu juga dengannya.

Banyak waktu yang pernah ku habiskan dengannya, Mungkin banyak juga cerita yang pernah ku lalui dengannya, dan buatku itu hanya cerita masa-masa sma bersama sahabat-sahabatku. Aku tau siapa haikal dan haikal tau siapa aku. Kami memang sama-sama mempunyai masa lalu dengan cinta, di bilang hampir sama cerita yang pernah kami hadapi.

Haikal tau aku sedang mencintai pria, dan pria itu adalah dika. begitu banyak cerita ku kepada haikal tentang dika yang ku cintai selama ini, aku  juga sempat mengeluarkan air mata ku untuknya di depan haikal. Mungkin haikal tau semua tentang perasaanku dengannya. Dimana aku membutuhkan teman untuk berbagi ceritaku dan perasaanku tentang dika. Dan haikal lah satu-satunya sahabat pria yang selalu siap menampung semua kisahku.

Begitu besarnya rasa cinta ku kepada dika, segala sesuatunya selalu ku korbankan demi cinta. Dan aku coba bertahan walaupun aku tau begitu banyak mereka yang tersakiti hanya karena aku bertahan untuk tetap mencintainya. Sahabat-sahabatku juga bilang berharap tanpa kepastian itu hanya menunggu harapan yang tak pernah pasti. Tetapi cinta lah yang selalu buatku bertahan. Entahlah mungkin cinta sudah membutakan mata hatiku. Sempat ku ingat kata-kata teman-temanku, mereka bilang  “ lebih baik haikal daripada dika yang kucintai selama ini ” . aku tak mengerti apa maksut ucapan mereka itu, mungkin mereka lebih suka melihatku bersama haikal. Aku rasa aku dengannya hanya bersahabat baik, jadi tak mungkin jika kami bersama karena aku tau haikal juga mencintai wanita lain, mungkin dibilang wanita itu lebih baik dariku. Aku rasa kami memiliki cinta masing-masing. Aku dan haikal memang tak ada status hubungan dengan orang lain mana pun, hanya saja  kami memiliki cinta buat orang yang kami cintai.

Begitu lamanya aku bertahan untuk tetap mencintai dika, dan sudah saatnya aku harus tau siapa dika sebenarnya, yang ku lihat dika lelaki baik, tak ada satu kejelekan pun dika di mataku. Dan aku berharap suatu saat nanti aku akan bahagia dengannya. Tetapi, sayang semuanya dika hancurkan begitu saja, dulu dika yang selalu mengajariku bagaimana mencintai dan sekarang dia mengajariku bagaimana membenci. Cukup lama aku bertahan untuk tetap mencintainya sampai saat ini aku akan meninggalkan masa-masa sma ku. Ya…… dika mencoba menusuk dan membunuhku secara perlahan, buat apa selama ini aku bertahan jika akhirnya menyakitkan seperti ini. Aku sempat shock dan tak ingin mencintai lagi, mungkin aku tak akan pernah bisa jatuh cinta dan aku rasa ini lah yang terakhir kalinya aku merasakan jatuh cinta. Aku trauma dengan semua ini, ini adalah untuk yang ketiga kalinya aku mencintai mereka dan akhirnya justru aku yang membenci mereka. Sebenarnya aku tak ingin ini yang terjadi, mungkin ini adalah jalan yang terbaik buatku walaupun ada rasa luka yang sulit untuk di sembuhkan. Aku sadar ternyata selama ini banyak mereka yang tersakiti hanya karena aku bertahan demi mencintainya, justru aku harus belajar bagaimana menghargai perasaan mereka yang ternyata mencintaiku. Aku memang tak mudah menerima cinta yang datang begitu saja, aku akan belajar untuk  menghargai mereka yang tulus mencintaiku. Karena tak semudah itu aku percaya dengan lelaki.

Haikal pernah menasehatiku, jika lelaki baik dengan wanita itu wajar-wajar saja. Seharusnya aku tak terlalu berharap besar dengan dika, karena masih banyak yang lebih baik darinya. Aku memang tak pernah perduli dengan nasehat haikal satu ini, mungkin cinta yang membutakan mata hatiku untuk tetap bertahan. Tetapi ternyata semua nasehat haikal terbukti sekarang.

Hampir sebulan aku mencoba melupakan dika, dan sedikit demi sedikit perasaanku dengannya menghilang, mungkin karena hatiku lelah dengan semua ini. Dan sekarang memang saatnya aku melupakan dirinya untuk selamanya.


Pagi ini aku bermaksut ingin bertemu dengan haikal, beberapa bulan ini aku jarang berkomunikasi dengannya, mungkin karena kami sibuk mengurus keperluan untuk kuliah. Aku dan haikal baru saja lulus dari sma. Dan akhirnya, kuputuskan untuk bertemu dengannya di tempat biasa kami datangi bersama sahabat-sahabat kami. Sesaat kemudian, ku ambil handphone disampingku dan  ku kirim pesan untuk haikal.

To: haikal
Ada yang mw gw certain, kita ketemu hari ini ya di tempat biasa.

                Beberapa menit kemudian haikal membalas sms ku.
From : haikal
Jam berapa?
Hari ini gw ada tes. Mungkin siangan ya.

Dan akhirnya, kami putuskan bertemu nanti siang. Sampainya disana, aku tak melihat haikal. Mungkin dia masih diperjalanan. Setelah 15 menit berlalu, akhirnya orang yang ku tunggu datang juga. Tak lama kemudian kami memesan makanan dan minuman, setelah kami selesai makan aku pun memulai untuk bercerita, begitu banyak cerita yang aku ceritakan dengan haikal. Di sela sela kami sedang asyik tertawa dengan cerita kami, tiba tiba mimik mukaku berubah seketik, mataku tertuju pada haikal seperti meminta bantuan.
“ hemmm, kal aku mau melupakan dika? “ ungkap alisya.
“ tumben sya, kenapa? “ sahut haikal..
Sambil menghela nafas akhirnya aku mulai bercerita…..  
“ aku tak ingin bertahan jika akhirnya menyakitkan seperti ini kal, sepertinya hatiku lelah dengan semua ini,dulu aku begitu yakin dengan dika, tetapi sekarang dika hancurkan begitu saja kepercayaanku “.
“ kamu benar-benar yakin ingin melupakan dika?”, sebenarnya sejak lama ada yang mau aku sampaikan ke kamu sya? “ suara haikal mulai merendah.
“ iya aku yakin, perih hatiku ingat kejadian itu semua, aku memang harus mengalah demi kebahagiaannya dengan wanita yang dicintainya, buat apa aku terus mencintai tetapi akhirnya menyakitkan. Eh, kamu mau ngomong apa kal ke aku? Wah.. ada yang kamu tutupin ya dari aku? Aku kan sahabatmu, kamu percaya aku kan? Timpal alisya sambil penasaran.
Mata haikal tertuju padaku, kedua tangan haikal menyentuh dan memegang tanganku begitu erat. “ aku sayang kamu sya, ini saatnya aku mengungkapkan perasaaku ke kamu”. Mata haikal masih terus menatapku. Sesaat kemudian aku melepas kedua tangan haikal, jantungku berdetak lebih cepat mendengar pengakuan haikal kepadaku. Aku terdiam tak bisa berkata-kata, beberapa menit kemudian aku merespon pengakuan haikal “ kita ini sahabatan kal? Kamu gak usah buat aku geer deh? “.
“ ini serius syaa… aku sayang kamu, sudah lama aku menutupinya dari mu karena aku tau kamu masih saja mencintai dika, dan sekarang akhirnya kamu ingin melupakannya. Aku rasa ini waktu yang tepat mengakuinya “, haikal bicara begitu penuh arti. Haikal masih saja menatapku, aku menundukkan kepalaku rasanya aku tak ingin melihat haikal yang ada di depanku saat ini.
            Hampir setengah jam kami berdiam, sepertinya suasana berubah menjadi tegang. Haikal meminta jawabanku, aku sempat tak habis fikir kenapa suasana menjadi seperti ini. Aku masih terus memilih diam.
Kemudian, dika memegang tanganku dan menonggakkan dagu ku yang masih menundukkan kepala.“ sya… kamu kenapa? Aku minta jawabanmu sekarang ya? “
Akhirnya aku mulai bicara. “ aku gak tau kal mau jawab apa, aku ngerasa aneh aja kita yang dulu sahabatan sekarang berubah menjadi cinta, aku terima kamu kal karena aku tau kau tulus mencintaiku, sekarang aku ingin menghargai perasaan lelaki yang tulus mencintaiku, mungkin Allah membuka fikiranku karena masih banyak lelaki yang lebih baik dari dika, dan aku berharap kau lelaki yang terbaik buat ku “. Ungkap alisya sambil tersenyum dengan haikal.
“ makasih ya sya… aku akan berusaha menjadi yang terbaik buatmu “. haikal tersenyum manis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar