Senin, 27 Desember 2010

Sahabatku kekasihku


Sebut dia haikal. Dia adalah teman kelasku selama 2 tahun dan kami dipertemukan kembali dengan kelas yang sama di SMA ini. Tak aneh jika kami begitu dekat, karena persahabatan kami cukup lama terjalin. Semakin lama mengenalnya justru kami semakin dekat. Awalnya kami saling berbagi cerita, dan ternyata aku merasa nyaman berbagi dengannya. Haikal menganggap aku sahabatnya begitu sebaliknya juga dengan aku.
Banyak waktu yang pernah ku habiskan dengannya, Mungkin banyak juga cerita yang pernah ku lalui dengannya, dan buatku itu hanya sedikit cerita masa-masa putih abu-abu ku bersama sahabat-sahabatku. Aku tau siapa haikal dan haikal tau siapa aku. Kami memang sama-sama mempunyai masa lalu dengan cinta, di bilang hampir sama cerita yang pernah kami hadapi.
Haikal tau aku sedang mencintai pria, dan pria itu adalah dika. Begitu banyak cerita ku kepada haikal tentang dika yang ku cintai selama ini, aku  juga sempat mengeluarkan beningku untuknya di depan haikal. Mungkin haikal tau semua tentang perasaanku dengan dika. Dimana aku membutuhkan teman untuk berbagi ceritaku dan perasaanku tentang dika. Dan haikal lah satu-satunya sahabat pria yang selalu siap menampung semua kisahku.
Begitu besarnya rasa cinta ku kepada dika, segala sesuatunya selalu ku korbankan demi cinta. Dan aku coba bertahan walaupun aku tau begitu banyak lelaki yang tersakiti hanya karena aku bertahan untuk tetap mencintai dika. Sahabat-sahabatku juga bilang berharap tanpa kepastian itu hanya menunggu harapan yang tak pernah pasti. Tetapi cinta lah yang selalu buatku bertahan. Entahlah mungkin cinta sudah membutakan mata hatiku. Sempat aku ingat ucapan teman-temanku, mereka bilang  “ lebih baik haikal daripada dika yang kucintai selama ini ”. aku  tak mengerti apa maksut ucapan mereka itu, mungkin mereka lebih suka melihatku bersama haikal. Aku rasa aku dengannya hanya bersahabat baik, jadi tak mungkin jika kami bersama karena aku tau haikal juga mencintai wanita lain, mungkin dibilang wanita itu lebih baik dariku. Aku rasa kami memiliki cinta masing-masing. Aku dan haikal memang tak ada status hubungan dengan orang lain mana pun, hanya saja  kami memiliki cinta buat orang yang kami cintai.
Begitu lamanya aku bertahan untuk tetap mencintai dika, dan sudah saatnya aku harus tau siapa dika sebenarnya, yang aku tau dika lelaki baik, tak ada satu kejelekanpun dika di mataku. Dan aku berharap suatu saat nanti aku akan bahagia dengannya. Entah kenapa aku selalu menaruh harapan yang begitu besar dengannya, karena saat ini dika tak sedang menjalin hubungan dengan wanita manapun. Tetapi terakhir yang aku tau dika sempat menjalin hubungan dengan ayu, itu juga hanya sampai 6 bulan saja mereka bertahan dengan hubungannya.  
                                                                        ***
            Detik-detik menjelang Ujian Nasional aku selalu disibukkan dengan belajar, belajar dan belajar. Dan bulan ini aku memang harus fokus dalam menghadapi ujian. Itu artinya semua waktuku harus dikorbankan hanya untuk belajar. Sepertinya untuk saat ini aku  jarang memiliki waktu untuk dapat bertemu dengan dika, mungkin hanya dengan sms kami dapat berkomunikasi. Aku memang sangat dekat dengan dika, dan sebenarnya dika tau kalau aku mencintainya, hanya saja dika tak pernah bilang satu kalimatpun kalau dika mencintaiku. Tetapi dari sikap baik dan perhatiannya dika kepadaku itu sudah lebih dari cukup. Aku juga sebenarnya ingin tau bagaimana perasaannya terhadapku, agar nanti akhirnya aku tidak dibuat hanya untuk menunggunya. 
                                                                        ***
            Siang itu.. di kantin sekolah aku yang sedang menikmati jus melon sendirian, tiba-tiba aku melihat ayu dan teman satu genknya menuju kantin. Dan jarak meja kami tak jauh, hanya saja ayu tak melihatku. Tetapi sepertinya salah satu teman ayu ada yang melihat keberadaanku disini. “ yu.. gw lihat lo deket banget sama dika, balikan lagi ya?” ucap dini salah satu teman satu genk ayu. “ haha… balikan sih enggak, Cuma kemarin setelah pulang sekolah dika bilang kalau dia itu masih sayang sama gw.. dan lo tau gag saat itu juga dia megang tangan gw dan bilang dia masih sayang.. haha” suara ayu terdengar kencang sampai-sampai aku tak sengaja mendengarnya. “ gilaaaaaaa… dika romantis banget.. terus kenapa gag jadian aja lagi? “ timpal  sri dengan nada penasaran. “ enggak segampang itulah, dia takut buat ngambil keputusan deh kayanya, loe tau kan kalo dia itu lagi disukain cewek, jadi sekarang yang terpenting tuh cewek harus tau kalo dika tuh sayangnya sama gue”. Ucap ayu terseyum. Merekapun sangat menikmati dengan cerita ayu, tiba-tiba beberapa menit ayu melihat aku keluar dari kantin. “ itu kan alisya…”, ucap ayu dengan nada kaget. “ emang iya… hahaha biarin ajalah dia tau, lagi juga kan biar dia gag terus-terusan berharap sama dika, gue emang udah tau kalo ada dia disini, jadi gue sengaja ngebahas ini.. hahahahaha”,  ucap dini sambil tersenyum licik. “haha… stresss lo gue juga gag ngebayangin gimana sekarang perasaannya,” balas ayu.
***
            Saat itu juga setelah aku keluar dari kantin aku benar-benar tak bisa membendung air mataku, semua pasang mata melihatku menangis sambil berlari-lari. Rasanya aku ingin sekali pulang dan tak ingin semua orang melihatku menangis. Tak lama kemudian, aku berpapasan dengan dika. Dika memanggilku, sama sekali aku tak mempedulikannya. Dan nyatanya aku semakin isak dengan tangisanku, aku terus berjalan menuju kelas ternyata dika mengejarku. “sya… kenapa nangis? Cerita dong sama gue?” ucap dika sambil memberikan tissuenya kepada alisya. “ mau apalagi lo dik? Gue udah tau semua jawabannya ternyata kayak gini ya akhirnya, sama aja kaya gini lo nusuk gue dari belakang, gue yang selalu berharap sama lo tapi nyatanya apa? Semua kebaikan lo selama ini Cuma bulshit!!! Lo gag jauh dari orang munafik, ngapain lo ngasih harapan ke gue kalo nyatanya kaya gini. Udah lah dik makasih buat semua kebaikan lo selama ini, “ jawab alisya sambil terus mengeluarkan beningnya dan saat itu juga dia pergi meninggalkan dika yang masih terdiam dengan kata-katanya. “ sya…. Tunggu gue minta maaf sama lo…” jawab dika dengan nada menyesal. Akhirnya tak ada lagi percakapan diantara kami berdua. Mungkin itu adalah kata terakhir yang alisya ucapkan kepada dika.
***
Sayang semuanya dika hancurkan begitu saja, dulu dika yang selalu mengajariku bagaimana mencintai dan sekarang dia mengajariku bagaimana membenci. Cukup lama aku bertahan untuk tetap mencintainya, sampai saat ini aku akan meninggalkan masa-masa sma ku. Dika mencoba menusuk dan membunuhku secara perlahan, buat apa selama ini aku bertahan jika akhirnya menyakitkan seperti ini. Ternyata selama ini dika sangat baik bukan hanya denganku, tetapi ia baik dengan wanita-wanita lain. Aku sempat shock dan tak ingin mencintai lagi, mungkin aku tak akan pernah bisa jatuh cinta dan aku rasa mungkin inilah yang terakhir kalinya aku merasakan jatuh cinta. Aku trauma dengan semua ini. Sebenarnya aku tak ingin ini yang terjadi, mungkin ini adalah jalan yang terbaik buatku walaupun ada rasa luka yang sulit untuk di sembuhkan.
Aku jadi teringat haikal pernah menasehatiku, jika lelaki baik dengan wanita itu wajar-wajar saja. Seharusnya aku tak terlalu berharap besar dengan dika, karena masih banyak yang lebih baik darinya. Aku memang tak pernah perduli dengan nasehat haikal satu ini, mungkin cinta yang membutakan mata hatiku untuk tetap bertahan. Tetapi ternyata semua nasehat haikal terbukti sekarang.
Genap sebulan aku mencoba melupakan dika, sedikit demi sedikit akhirnya perasaanku mulai pudar, mungkin karena hatiku lelah dengan kejadian ini. Dan sekarang memang saatnya aku melupakan dirinya untuk selamanya.
                                                                          ***
Pagi ini aku bermaksut ingin bertemu dengan haikal, beberapa bulan ini aku jarang berkomunikasi dengannya, mungkin karena kami sibuk mengurus keperluan untuk kuliah. Kami baru saja lulus dari SMA. Dan akhirnya, aku putuskan untuk bertemu dengannya di tempat biasa aku datangi bersama sahabat-sahabatku. Sesaat kemudian, ku ambil handphone di dalam tasku dan  ku kirim pesan untuk haikal.
To : haikal
Gue pengen ketemu lo siang ini. Bisa kan?Gue tunggu ditempat biasa ya…

Sesaat kemudian handphoneku bergetar..
From:haikal
Insya allah bsa. Ok deh.

Akhirnya, kami putuskan bertemu nanti siang. Sampainya disana, aku tak melihat haikal, mungkin dia masih dalam perjalanan. 15 menit kemudian, akhirnya orang yang ku tunggu datang juga. Tak lama kemudian kami memesan makanan dan minuman, setelah kami selesai makan aku pun memulai untuk bercerita, begitu banyak cerita yang ingin aku ceritakan dengannya. Di sela-sela kami sedang asyik tertawa dengan cerita kami, tiba tiba mimik mukaku berubah seketika, mataku tertuju pada haikal seperti meminta pertolongan.
“ hemmm, kal aku mau melupakan dika? “ ucap alisya sambil menyedot minuman jus melonnya.“ tumben sya, kenapa? “ jawab haikal. Sambil menghela nafas. Akhirnya akupun mulai bercerita…..  “ aku tak ingin bertahan jika akhirnya menyakitkan seperti ini kal, sepertinya hatiku lelah dengan semua ini,dulu aku begitu yakin dengan dika, tetapi sekarang dika hancurkan begitu saja kepercayaanku “. “ kamu benar-benar yakin ingin melupakan dika?”, sebenarnya sejak lama ada yang mau aku sampaikan ke kamu sya? “ haikal merendahkan suaranya. “ iya aku yakin, perih hatiku ingat kejadian itu semua, aku memang harus mengalah demi kebahagiaannya dengan wanita yang dicintainya, buat apa aku terus mencintai tetapi akhirnya menyakitkan. Eh, kamu mau ngomong apa kal ke aku? Wah.. ada yang kamu tutupin ya dari aku? Aku kan sahabatmu, kamu percaya aku kan? Timpal alisya sambil penasaran. Mata haikal tertuju padaku, tatapan matanya begitu dalam menatapku, kedua tangannya  menyentuh dan memegang tanganku begitu erat. “ aku sayang kamu sya, inilah saatnya aku mengungkapkan perasaanku ke kamu”. Mata haikal masih terus menatapku. Sesaat kemudian aku melepas kedua tangan haikal, jantungku berdetak lebih cepat mendengar pengakuan haikal kepadaku saat itu. Aku terdiam tak bisa berkata-kata, beberapa menit kemudian aku merespon pengakuan haikal “ kita ini sahabatan kal!!!!!Kamu gak usah buat aku geer deh!!!! “. ucap alisya tanpa basa basi.“ ini serius syaaaaaaaaa… aku sayang kamu, sudah lama aku menutupinya darimu karena aku tau kamu masih saja mencintai dika, dan sekarang akhirnya kamu ingin melupakannya. Aku rasa ini waktu yang tepat mengakuinya “, suara haikal terdengar serius. Haikal masih saja menatapku, aku menundukkan kepalaku rasanya aku tak ingin melihat haikal yang ada di depanku saat ini. Hampir setengah jam kami berdiam, sepertinya suasana berubah menjadi tegang. Haikal meminta jawabanku saat itu juga, aku sempat tak habis fikir kenapa suasana menjadi seperti ini. Aku masih terus memilih berdiam. Kemudian, dika memegang tanganku dan menonggakkan dagu ku yang masih menundukkan kepala.“ sya… kamu kenapa? Aku minta jawabanmu sekarang ya? “ Akhirnya aku mulai bicara. “ aku gak tau kal mau jawab apa, aku ngerasa aneh aja kita yang dulu sahabatan ternyata selama ini kamu mencintaiku, aku terima kamu kal karena aku tau kamu tulus mencintaiku, sekarang aku ingin menghargai perasaan lelaki yang tulus mencintaiku, mungkin Tuhan membuka fikiranku karena masih banyak lelaki yang lebih baik dari dika, dan aku berharap kamu lelaki terbaik untuk hidupku “. Ungkap alisya sambil tersenyum dengan haikal.“ makasih ya sya… aku akan berusaha menjadi yang terbaik buatmu “. jawab haikal.









Jumat, 17 Desember 2010

untukmu sahabat

sebut ia sahabat, karena ia selalu ada untukku.
Ia tempatku berbagi.
Ia tempatku tertawa lepas.
Ia tempatku bercanda gurau.
Ia tempatku berkeluh kesah.
Ia tempatku menangis.
Ia tempatku untuk mendengarkan semua ceritaku. Semua posisi itu selalu ku tempatkan untukmu sahabat. Tak ada tempat lagi selain aku dapatkan darimu, jangan pernah lupakan semua cerita yang kita lalui. Saat ini tak ada lagi kebahagian yang tak ternilai karena aku sangat bahagia bersama sahabatku.