Rabu, 25 Agustus 2010

malam kelam

Entahlah apa yang ada di pikiranku saat ini.
buatku malam ini tak akan seindah malam-malam lalu ku.
malam yang dulu selalu ku habiskan bersamanya.
malam yang dulu yang aku rindukan saat ini.

jika kau tau apa yang ku rasa saat ini.
jika kau tau apa yang ku pikirkan saat ini .
jika kau tau apa yang ku lakukan saat ini.

jika yang ku rasa saat ini merindukanmu 
mungkin kau tak akan pernah mengetahui
jika yang ku pikirkan saat ini hanya dirimu 
mungkin kau tak akan pernah menyadari 
jika yang ku lakukan saat ini ingin selalu bersamamu
mungkin kau tak akan pernah mengerti 

Selasa, 24 Agustus 2010

apakah ini cinta?

 jangan katakan " aku cinta padamu " bila kau tidak benar benar peduli.


jangan bicarakan soal perasaan-perasaan bila itu tidak benar-benar ada.


jangan kau sentuh hidup seseorang bila kau berniat memtahkan hati.


jangan menatap kedalam mata bila apa yang kau kerjakan cuma berbohong.


hal terkejam yang bisa dilakukan ialah membuat seorang jatuh cinta, padahal kau tidak berniat sama sekali "tuk menerimanya saat dia terjatuh..............................

Rabu, 18 Agustus 2010

harusnya kamu tau

                   Bukankah dengan begitu apa yang kamu lakukan sekarang menurutmu itu yang terbaik? Tidak! Salah besar. Kelakuanmu justru membuat orang yang sangat-sangat mencintaimu terjatuh dan merasakan begitu perihnya luka ini. Awalnya memang baik, sangat baik. Sikapnya, mulutnya yang manis dengan penuh kebohongan itu hanya semata-mata membuat orang tersenyum, tetapi sekarang berakhir dengan penuh rasa kebencian. Dan kebencian itu mulai tumbuh karena kelakuanmu. Dan kamu tau? Betapa munafiknya manusia sepertimu. Kau membuat seseorang menaruh harapan yang begitu besar, dan nyatanya harapan itu kosong. Semuanya sia-sia dan tak ada artinya. Seharusnya kau bilang dari awal dan sekarang kau seperti membunuh seseorang yang tulus mencintaimu secara perlahan.
            aku bahagia bisa mengenalmu, aku senang kau perduli denganku, dan aku pun bangga bisa mencintai mu karena aku tau kau adalah lelaki baik. Dan sayang , kau benar aku memang seharusnya tahu siapa kamu? Dulu aku bangga dan terus mengagumi mu tapi nyatanya kau hanya seorang lelaki munafik yang tak pernah menghargai dan pantas ku benci. 
            Tapi aku tak akan pernah menyesal mengenalmu. karena kau mengajari ku begitu banyak hal yang tak pernah ku tahu dan mengerti, kau mengajariku bagaimana artinya mencintai, dan sekarang kau mengajari ku bagaimana membenci. 
Terima kasih buat waktumu yang pernah kau habiskan denganku.


Terima kasih buat waktumu ketika aku sedang membutuhkanmu.


Terima kasih buat semua kebaikan yang pernah kau beri padaku.


Terima kasih buat semua nasehat dan bimbinganmu padaku.
Terima kasih buat  semua semangatmu di saat aku terjatuh dengan masalah-masalah di hidupku.


Terima kasih buat semua semangatmu menjadi motivatorku sampai aku sukses seperti ini dan mendapatkan universitas yang terbaik. 
            Kau memang benar, wanita sepertiku tak pantas mencintaimu karena kau memang bukan lelaki baik buatku. Mungkin dengan cara ini Allah membuka fikiranku bahwa kau bukan lelaki baik buatku. Dan sekarang buat kalian semoga kalian bahagia selamanya aku akan lebih ikhlas jika kau memang lebih memilihnya, mungkin kau tahu yang terbaik buat hidupmu.
            Selamat tinggal buat semua kenangan yang tak akan ku lupakan begitu saja, selamat tinggal buat hari-hari ku yang indah bersamamu, selamat tinggal  sepenggal cerita masa-masa sma ku dan hari ini esok dan seterusnya akan ku sambut masa depan yang siap menungguku. 
            Aku memang belum sempat memilikimu tapi aku bahagia bisa mengenal dan dekat dengamu, entah esok jika suatu saat nanti Allah mempertemukan kita semoga ada jalan yang terbaik buat aku denganmu, karena Allah tahu yang terbaik buat semua hambanya. 
            Hanya ada ucap terima kasih ku  buat semua kebaikan mu :) Semoga Allah membalas semua kebaikan mu selama ini. Kemarin aku bertemu dengan mu baik-baik dan sekarang aku akan pergi baik-baik dari hidupmu.

Selasa, 17 Agustus 2010

aku kamu dan dia

Hampir 3 tahun aku mengenal dika, dan entah kenapa perasaan ku dengannya tak sedikitpun berubah. Sampai detik ini aku masih mencintainya. Mungkinkah perasaan ini masih terus ku simpan sampai aku akan meninggalkan masa-masa sma. Buat ku Dialah satu satunya lelaki yang menghiasi hari-hari ku. Kadang ia membuat ku tersenyum, kadang juga ia membuat ku menangis dengan tingkah lakunya tanpa ia menyadari itu semua. Aku memang tak pernah perduli dengan lelaki lain yang mencoba mengambil hatiku, buat ku saat ini dika lah yang terbaik untukku. Aku tak mengerti begitu besarnya rasa sayangku dengannya, tak pernah sebelumnya aku merasakan ini semua kecuali dengannya. Mungkinkah dika tahu semua yang ku rasakan? Ku rasa dika tak akan pernah mau tau semua tentangku. Tetapi buatku dialah lelaki baik yang ku kenal.

Sempat terlintas di pikiranku untuk mengakui semua perasaanku dengannya. Bukan berarti aku ingin memilikinya tetapi ingin dia mengerti atas segala perasaan dan kegelisahanku selama ini. Namun kenyataannya tak segampang yang ku pikirkan.Begitu rumit semua ini, saat ini dika sedang menjalin hubungan dengan wanita lain. Kelihatannya Dika sangat mencintai wanita itu. Genap satu tahun sudah mereka bersama. Sebelum dika menjalin hubungannya, aku sudah terlebih dahulu mencintainya. Tetapi ku coba menutupi semua perasaanku dengannya dan mencoba untuk menjaga hati wanita yang di cintainya.

Di sekolah baru saja aku mendengar berita putusnya hubungan mereka. Aku pun terkejut dan sempat tak percaya mendengar berita itu. Aku sangat yakin kalau mereka tak akan putus. Karena mereka begitu cocok dan kelihatannya hampir setiap hari mereka selalu bersama. Walau kenyataannya ada rasa cemburu ketika aku melihat mereka sedang bersama, tetapi aku mencoba bersikap dewasa dan inilah aku yang memang tak pantas cemburu, karena aku tau dika bukan siapa-siapa ku.

Bel pulang sekolah pun berbunyi. ketika aku dan teman-temanku didepan gerbang sekolah, dan dika yang sedang di parkiran dengan motornya memanggilku “alisya…… mau pulang bareng gak?“ tiba-tiba saja aku yang sedang asyik bercanda dengan teman-teman ku terdiam karena mendengar ada suara yang memanggilku dari arah parkiran, dan ternyata yang memanggilku itu adalah dika. Dika yang sedang menyalakan motornya di parkiran dan segera menghampiriku dengan motornya. “ hmmm… emang sendiri? Kalau sendiri ya mau mau aja” jawab aku tanpa malu-malu. Akhirnya ku putuskan pulang sekolah dengan dika. Dan aku meninggalkan teman-temanku yang sedang asyik jajan. Sebenarnya dika adalah teman berangkat ku setiap pagi ke sekolah tetapi kalau pulang sekolah aku jarang pulang dengannya karena ia selalu mengantar pulang kekasihnya.

Ketika di perjalanan dengannya, aku bertanya dan berpura-pura untuk tidak tahu apa yang terjadi dengan hubungan mereka. “ kenapa gak pulang bareng pacar lo dik? biasanya juga bareng?” Tanya aku dengannya. Kemudian dika menjawab “hmmm… Gw baru putus.. sya “ aku pun merasa belum puas sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka“ loh… kenapa emangnya?”, sambil menghela napasnya dika menjawab “dia gak mau gw kekang, lagi juga dari pada saling nyakitin satu sama lain lebih baik yaaaaa kita putus”. Mendengar jawaban itu aku pun terdiam, dan tak ingin bertanya lagi sebenarnya apa yang terjadi, karena aku tak ingin mencampuri urusannya.

Sesampainya di depan rumahku…..
“ Makasih ya dika udah mau nganter sampai rumah…”. sambil tersenyum aku dengannya. Dan dika pun membalas senyumku. Senyuman dika itu memang selalu menghiasi hari ku, senyuman dika yang manis dalam hatiku “ gw pulang yaa sya… assalamu’alaikum.. ”, sambil tersenyum dika denganku. “iyaaa… hati-hati yaa dik…” jawabku. Sesaat kemudian dika pergi dengan motornya.
Dari sebelum dika jadian sampai sekarang ia putus. Aku dengannya memang sudah dekat, mungkin karena kami selalu berangkat sekolah bersama dan juga rumah kami yang berdekatan.
Hampir Satu bulan ini setelah putusnya mereka … aku jadi lebih sering smsan dengan dika… tiba-tiba begitu saja muncul di pikiranku ingin mengakui semua perasaanku dengannya, setelah ku pikir-pikir memang inilah saatnya. dan sudah ku putuskan untuk mengakuinya. Dengan dewasa dika menyikapinya, dengan bijaksananya dia bilang mencintai adalah hak setiap manusia. Ia pun menghargai ku dan mencoba menjaga perasaan untuk tidak menyakitiku. Dika pun tahu aku tak ingin menjadi kekasihnya karena dika mengenal betul karakter ku, aku yang berprinsip untuk tidak berpacaran dengan lelaki manapun. Tetapi suatu saat nanti aku berharap dika yang terbaik buatku.
Semua siswa menuju kantin, karena jam ini adalah waktunya istirahat sekolah.tetapi ada juga yang pergi ke masjid untuk sholat dhuha. Aku dan teman-temanku segera menuju kantin karena pagi itu kami tidak sempat sarapan.

Sesampainya di kantin tiba-tiba saja……….
Aku melihat mereka bersama lagi, mereka yang sedang asik duduk berdua sambil tertawa-tawa dengan teman-temannya. Dan hal yang paling membuat hati ku hancur saat itu juga ketika melihat wanita itu menyuapi dika. “Ya Allah… aku coba ikhlas menerima kenyataan ini, jika memang mereka bersama lagi aku hanya pasrah, mungkin dika tak pernah menghargaiku sedikitpun”. Dalam hati ku bicara dan mencoba menenangkan hatiku.

Ternyata dan ternyata……………… aku pikir mereka menjalin hubungan kembali. Ternyata tidak, mereka hanya dekat. Sambil melihat kedekatan mereka, aku hanya berlapang dada dan mencoba untuk tidak cemburu. aku juga berharap dika mengerti atas semua perasaanku.
Semakin lama mengenal dika aku semakin dekat dengannya, disaat aku sedang berbagi keluh kesah dengannya, Dika-lah satu-satunya lelaki yang mengerti dimana aku membutuhkan solusi yang terbaik dan pilihan yang tepat. Dika-lah yang selalu memberi semangat disaat aku sedang terjatuh menghadapi masalah yang ku hadapi.

Cukup lama kedekatan ku dengan dika. Dan ternyata wanita itu lebih tepat mantannya mengetahui semua tentang perasaanku. Aku memang dekat dengan wanita itu kebetulan kami satu ekskul. Mungkin sekarang wanita itu akan membenci ku, karena ia sudah mengetahui semuanya. Dari situlah wanita itu selalu mencoba-coba membuat ku cemburu ketika melihat mereka sedang bersama. Tetapi aku tak akan pernah membalas sikap wanita itu, Karena aku tau ini akan menjadi masalah yang besar. Cukup tahu aku karakter wanita itu.

Malam itu aku minta dika menjemput ku di sekolah, aku pulang malam hari itu karena banyak tugas yang harus ku selesaikan. kebetulan juga dika pulang dari les. Dan malam itu hujan begitu besar di sekolah, akhirnya dika menjemputku di sekolah dan kami menunggu hujan reda. Aku merasa tak enak dengannya apalagi dika nekat menjemputku sambil hujan-hujanan, jaketnya pun ikut basah. Huuuuuuuuuuuh…… aku merasa selalu merepotkannya.


Pagi itu di sekolah… aku berpapasan dengan wanita itu di kantin, dan tak seperti biasanya ia berpaling dengan ku, seolah-olah tak melihat ku dan membuang mukanya. Ia yang selalu tersenyum dan menyapa ketika kami bertemu tetapi tiba-tiba saja berubah seperti itu. Dan perasaan aneh itu muncul ketika sikapnya berubah denganku.

Aku jadi berpikir untuk kedua kalinya, sebenarnya apa yang terjadi dengan kami. Ada yang salah dengan semua ini? Aku rasa aku tak pernah buat kesalahan ataupun ada niat menyakiti wanita itu. Apalagi mereka sekarang tak ada status. Jadi buatku apa yang terjadi dengan aku dan dika tak ada masalah.

Seminggu berlalu, masih saja wanita itu menyueki ku. Aku ingin mencoba menyapanya ketika kami bertemu, tetapi wanita itu sama sekali tak memperdulikan ku, seolah-olah dia tak melihatku. Aku lelah aku bingung sebenarnya apa yang terjadi. Dan akhirnya ku putuskan untuk bercerita dengan dika.
Kemudian ku ketik sms untuknya. 

To: dika
Dik, nanti pulang sekolah kerumah yaa.
Bsa g?
Gw mw cerita nih sama lo.

Dika segera membalasnya.

From: dika
Hmm.iy insya allah.

Akhirnya sampai juga dika di rumah ku. Tetapi tiba-tiba saja dika mengajak ku keluar rumah, dan ku putuskan aku bercerita tak di sini, kemudian dengan motornya dika mengajakku ke taman belakang komplek rumah.

Suasana sore itu di taman terasa sepi, begitu hening tak seperti sore biasanya, biasanya banyak anak kecil yang sedang bermain di taman ini, ada juga orang tua yang duduk-duduk sambil menjaga anak mereka. Tetapi Suasana sore itu benar-benar sepi hanya ada aku dan dika, kami pun duduk di bangku taman sambil melihat matahari mulai terbenam dan suara angin yang begitu kencang pertanda hujan akan turun sore itu.

“ dik, ada yang mau gw ceritain nih? ” aku yang memulai bicara.
Dengan tenang dika menjawab, “ iya, cerita apa?”
sambil menghela nafasku mulai bercerita, “ mantan lo kenapa sama gw? Tiba-tiba kok dia aneh gitu sama gw? “
dika tersenyum, dan bilang, “ hmmm… lo ngejelek-jelekin dia ya sya ke temen-temen lo?”
jantungku berhenti seketika mendengar dika berkata seperti itu. “ Astagfirullah, ya Allah gak ada sama sekali yang jelek-jelekin dia dik.”

Dalam hati ku bicara ternyata wanita itu sudah menceritakan ini pada dika. Aku tak mengerti apa yang ada di pikiran wanita itu, sebenarnya apa yang ada dipikirannya tentangku. Sepertinya dia menilai semua kebaikanku dengan maksut aku ada tujuan tertentu, aku rasa ini ada salah paham.
Sesaat kemudian dika bicara “ kayaknya kalian berdua memang harus ketemu biar gak ada salah paham gini” dika mengucapkannya begitu bijak. Aku pun terdiam dan tak tahu apa yang harus ku lakukan, sama sekali aku tak mengerti dengan wanita itu. Mataku mulai berkaca-kaca, nafasku begitu sesak ketika aku menghela nafas. Lalu, Aku mencoba menenangkan pikiranku tetapi ternyata air mata ku jatuh dan air mataku itu mulai membasahi pipiku.

Dika melihatku menangis, dan mencoba bertanya denganku “ sya, kenapa?, gw percaya kalian berdua koq udah gede juga kan bisa saling ngerti ya “.
“gw gak tau dik, gak ngerti sama semua ini. gw cukup sabar dengan kelakuan mantan lo, mungkin dia ngelakuin ini atas dasar cemburunya dia sama gw, padahal sama sekali gw gak pernah ada niat buat dia cemburu”. Sambil menangis aku mulai mengeluarkan isi hatiku dengannya. Suasana sore itu begitu hening hanya ada suara isak tangisku, dika hanya terdiam dan mendengarkan ceritaku.
Tiba-tiba saja suasana hening……sepi tak ada satupun keramaian sore itu.

“ dik… maaf yaaa mungkin ini semua salah gw, gw salah ngaku sama lo disaat kaya gini gw gak mau ganggu kalian berdua kelihatannya lo sayang banget dik sama dia, mau gak mau gw yang mengalah, lo lebih berhak bahagia dengan wanita yang lo cintai dan gw gak akan pernah bisa nyentuh hati lo dik……..apalagi gw memang gak pantes buat lo, semoga kalian bahagia yaaaa”. Sambil mencoba tersenyum aku dengannya, tetapi suara tangisanku semakin tinggi, begitu kencang isak tangisku aku tak kuat menahan ini. Saat itu juga dika memelukku dan bilang “ ini bukan salah lo…. gw sama sekali gak keganggu, gw hargain perasaan lo dan gw memang harus ngertiin lo walau keadaannya serumit ini”. Tangan dika menyentuh pipiku dan menghapus air mataku.tapi, Air mataku tak henti-hentinya jatuh membasahi pipiku, begitu sesak aku dipelukan dika, sesaat kemudian aku melepaskan pelukannya. “ maaf dik mungkin memang sudah saatnya gw berubah, tapi gw berubah bukan berati menjauhi lo ini Cuma butuh waktu, entah sampai kapan gw akan coba bertahan. Tetapi yang gw mw sekarang hanya ingin menjaga perasaan wanita yang lo cintai dan insya allah perasaan ini akan terus gw simpan entahlah sampai kapan”.


Akupun tak mengerti dengan sikap dika padaku, dika begitu baik denganku, seolah-olah dia memberi ku suatu harapan tetapi tak secara langsung. Mungkin karena dia tak tahu memilih siapa diantara aku dengan wanita itu. Dan aku berharap suatu saat nanti kebahagiaan itu akan datang.
Matahari pun mulai terbenam, angin yang begitu kencang dan gerimis-gerimis yang mulai jatuh membasahi taman itu. Begitu saja aku pergi meninggalkan dika di taman, tanpa berkata sesuatu apapun. Dika membiarkan aku pergi sendiri, dan aku berjalan meninggalkan dika di taman. Tetapi tiba-tiba….. dika menarik tanganku dan memeluk tubuhku, aku tak kuat menahan tangisku. “aku tak ingin menangisi mu dika……. “ dalam hatiku bicara. Aku tak bisa menahan tangisku, dan akhirnya aku menangis dipelukannya. Tak ada satu pun kata yang dika ucapkan pada ku,tetapi ku lihat mata dika berkaca-kaca, aku juga tak mengerti mengapa dika ikut menangis “ makasih ya sya udah suka sama gw, gw hargain lo, suatu saat nanti pasti ada jawabnya”, itu kata-kata terakhir yang dika ucapkan padaku.